filsafat scholastik



FILSAFAT SCHOLASTIK
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat
Dosen Pembimbing : Ihya’Ulumuddin MA.
Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PAI
Semester / Kelas : 1 / A
Disusun Oleh :
Muhammad Sofiyan
Fathur Rohman
Ahmad Zaini Ro’is

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN
WONOREJO – LUMAJANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kami haturkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membimbinng kita menuju cahaya kebenaran yakni agama islam.
            Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat dalam diskusi kelompok pada mata kuliah Pengantar Filsafat di Institut Agama Islam Syarifuddin ( IAIS ) Wonorejo Lumajang. Dan atas dasar itulah maka kami mengharapkan semoga makalah ini bisa digunakan sebagai bahan diskusi kelompok sebagaimana mestinya.
            Mudah – mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar. Atas perhatian dan kerjasamanya yang baik kami ucapkan terima kasih.



Lumajang, 27 September 2017

Penulis





DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN ...........................................................................             i

KATA PENGANTAR ........................................................................             ii

DAFTAR ISI ........................................................................................             iii

BAB I PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................             1
          1.2 Rumusan Masalah.................................................................             1
          1.3 Tujuan ...................................................................................             1
BAB II PEMBAHASAN
          2.1Pengertian Filsafat Scholastik................................................             2
          2.2 Pengertian Filsafat Kristen ..................................................             2
          2.3 Pengertian Filsafat Hindu.....................................................             2
          2.4 Pengertian Filsafat Islam..............................................           3
        2.5 Karakteristik Filsafat Kristen,Hindu dan Islam...................             3
BAB III PENUTUP
          3.1  Kesimpulan ...........................................................................             6
          3.2  Kritik dan Saran ..................................................................             6
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................             7






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang Masalah

Filsafat skolastik sangat erat kaitannya dengan filsafat patristik yang mana filsafat skolastik muncul setelah filsafat patristik. Filsafat skolastik membicarakan  pemikiran tentang sesuatu yang berkaitan dengan sekolah.
Tentunya kita semua sangat dekat dengan masalah sekolah atau pendidikan sebelum jenjang di perguruan tinggi.  Dalam pembahasan kali ini kami akan sedikit menguraikan tentang filsafat skolastik.

1.2.     Rumusan Masalah

1.      Apa yag dimaksud dengan filsafat skolastik?
2.      Apa pengertian dari filsafat kristen?
3.      Apa pengertian dari filsafat hindu?
4.      Apa pengertian dari filsafatIslam?
5       Bagaimana karakteristik filsfat kristen,hindu dan islam?

1.3.     Tujuan Penulisan

1.     Mengetahui pengertian flsafat skolastik.
2.     Mengetahui pengrtian filsafat kristen.
3.     Mengetahui pengertian filsafat hindu.
4.     Mengetahui pengertian filsafat islam.
5.     Mmengetahui karakter dari masing-masing filsafat.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Filsafat Scholastik.
           Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

Beberapa pengertian dari corak khas skolastik yaitu:
·         Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk.                                                                                                                                             
  • Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
  • Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teolog atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari rumusan tersebut kemudian muncul istilah skolastik Yahudi, skolastik Arab dan lain-lainnya.
  • Filsafat skolastik adalah suatu system filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
  • Filsafat skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.



2.2.      Filsafat Kristen
Periode Scholastik Kristen dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
-          Masa Scholastik awal ( 9-12 M )
-          Masa Scholastik keemasan ( 1200-1300 M)
-          Masa Scholastik terakhir ( 1300-1450 M)

A. Masa Scholastik Awal ( Abad 9-12 M)
Masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan setelah terjadi kemerosotan. Pemikiran filsafat pada masa sebelumnya yang disebabkan kuatnya dominasi golongan Gereja.
Pada saat ini muncul ilmu pengetahuan yang dikembangkan disekolah-sekolah. Pada mulanya Scholastik timbul pertama kalinya di Biara Italia Selatan dan akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah lain. Pada sekolah-sekolah saat itu diterapkan kurikulum ajaran yang meliputi studi duniawi atau artes liberals meliputi : tata bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik. Pada masa ini persoalan pemikitan yang paling menonjol ialah hubungan antara rasio dengan wahyu (agama).
Adapun maksudnya adalah bahwa orang yang mempunyai kepercayaan agma akan lebih mengerti segala sesuatunya: Tuhan, manusia dan dunia. Jadi baginya agamalah yang diutamakan dalam filsafatnya, tapi ia tidak mengingkari kemampuan rasio.

     B.Masa Scholastik Keemasan ( 1200-1300 M)
Pada masa Scholastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristiani. Tetapi sejak pertengahan abad ke 12 karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai berpengaruh.
Dan pada masa ini merupakan kejayaan Scholastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 M, dan masa ini disebut juga masa berbunga, karena bersamaan dengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan. Secara umum ada beberapa factor yang menjadikan masa Scholastik mencapai keemasan, yaitu :
a.       Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12, sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
b.      Tahun 1200 M didirikan Universitas Almamater di Perancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebgai awal (embrio) berdirinya Universitas di Paris di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya.
c.       Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian di mana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti : Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.

     C. Scholastik Akhir (1300-1450 M)
Masa scholastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filasafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemadegan) pemikiran filsafat Scholastik Kristen.
Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolaous Cusanus (1401-1404 M). dari pemikiran filsafatnya ia membedakan tiga macam pengenalan yang kurang sempurna sifatnya. Rasio ini membentuk konsep-konsep atas dasar pengenalan inderawi dan aktifitasnya sama sekali dikuasai oleh prinsipnon-kontradiksi. Tetapi pengenalan rasional tidak melebihi dugaan saja. Dengan rasio hanya secara kasar mencapai realitas. Tetapi di samping pengenalanrasional masih ada jenis pengenalan lain, yaitu intuisi. Dengan intuisi manusia dapat mencapai yang tak terhingga, obyek tertinggi filsafat, di mana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Intuisi tidak dapat diekspresikan dengan bahasa rasional dan sebagai pengganti sebaiknya digunakan ibarat dan symbol.
Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Allah melampaui semua perlawanan yang dijumpai pada taraf keberadaan yang berhingga.
Semua makhluk berhingga berasal dari Allah Pencipta, dan segalanya akan kembali pula kepada pencipta-Nya. Di sini filsafat Nicolaus bercorak Teologis, yang memadaipemikiran filsafat abad pertengahan. Akan tetapi keaktifannya dalam ilmu pengetahuan eksperimental sudah menunjukkan diri sebagai modern.   Oleh karena itu Nicolaus Cusanus dapat dipandang sebagai mata rantai yang menghubungkan dengan abad modern.

2.3.          Filsafat Hindu
Filsafat Hindu (darsana) merupakan proses rasionalisasi dari agama dan merupakan bagian integral dari agama Hindu yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Agama memberikan aspek praktis ritual dan darsana memberikan aspek filsafat, metafisika, dan epistemology sehingga antara agama dan darsana sifatnya saling melengkapi. Darsana muncul dari usaha manusia untuk mencari jawaban-jawaban dari permasalahan yang sifatnya transenden, dan yang menjadi titik awalnya adalah kelahiran dan kematian. Mengapa manusia itu lahir?, apa yang menjadi tujuan kelahiran manusia? dan apa yang hilang ketika manusia mati?, pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi titik awal dari darsana.
Filsafat Hindu sering kali dianggap Atman sentris, artinya semuanya dimulai dari Atman dan akhirnya berakhir pada Atman. Dalam proses pembelajarannya selalu mengarahkan pada tujuan hidup tertinggi yaitu Moksa, semua proses pikiran dan perasaan selalu diarahkan menuju tujuan tersebut. Sehingga filsafat Hindu bukanlah proses pemikiran yang kering dan tanpa tujuan. Realisasi atman menjadi tujuan setiap darsana walaupun dalam berbagai kapasitas yang berbeda, Veda menyatakan “ Atma va’re drastavyah “ (Atman agar direalisasikan) atau kembalinya kedudukan asli atman sebagai pelayan abadi Tuhan. Atman merupakan asas inti dari setiap kehidupan sehingga harus dipahami keberadaannya.
Pada intinya secara esensial, dalam konteks agama maupun darsana, terdapat sebuah landasan bahwasannya didalam diri manusia terdapat asas yang sifatnya abadi dalam diri manusia, yaitu atman. Atman sebagai asas roh dan badan sebagai asas materi, atman sebagai entitas yang independent dan kekal selalu bersifat murni terbebas dari berbagai mala(kekotoran). Mengembalikan atman yang sifatnya abadi menuju sumber keabadian inilah yang menjadi tujuan bersama antara darsana dan agama.




2.4.           Filsafat Islam
Telah disebutkan sebelumnya bahwa ilmu filsafat islam berkembang dari adaptasi ilmu filsafat bangsa Yunani yang berasal dari benua Eropa. Timbulnya ilmu filsafat islam juga tidak jauh berkaitan dengan perkembangan islam di Eropa tersebut.
Sejarah filsafat islam dimulai ketika Raja Iskandar Zulkarnain melakukan ekspansi militer ke beberapa Negara dibenua Eropa dan Afrika dan termasuk menguasai kota Iskandariah di Mesir. Dikota tersebut yakni sekitar abad ke 3 Masehi, Raja Ptolomeus di Mesir membangun Universitas Iskandaria dan dari situlah para ilmuwan barat memperkenalkan ilmu filsafat termasuk diantaranya para cendekiawan atau pemikir dari Yunani. Selanjutnya budaya bangsa Yunani tersebut mulai mengalami perbaduan dengan budaya baru bangsa Arab dan kemudian dikenallah ilmu filsafat dalam islam.
Dalam ilmu filsafat islam ada beberapa tokoh yang dianggap membawa pengaruh dan karya-karyanya dikenal oleh sebagian umat muslim saat ini. Beberapa tokoh tersebut antara lain
1.      Al-Kindi
Al-Kindi atau  Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Ash-Shabah bin Imran bin Ismail bin Al-Asy’ats bin Qays Al-Kindi  dikenal sebagai sosok muslim pertama yang memunculkan gagasan tentang filsafat dan ia jugalah yang berpendapat bahwa ajaran agama islam sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ilmu filsafat atau falsafah sehingga keduanya bukanlah dua hal yang bertentangan. Tidak hanya cerdas sebagai filsuf atau pemikir islam yang diakui oleh bangsa barat, Al kindi juga menghasilkan banyak karya dalam bidang ilmu pengetahuan lainnya seperti aritmatika dan musik
2.      Al-Farabi

Al Farabi atau  Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi‘ adalah seorang tokoh ilmuwan sekaligus filsuf muslim yang  berusaha memadukan beberapa aliran filsafat antara lain aliran falsafah al taufiqhiyah yang berkembang sebelumnya dari hasil pe mikiran filsuf Yunani seperti Plato, Aristoteles, Plotinus.
Al farabi juga berpandapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu mem/iliki satu tujuan yakni untuk mencari kebenaran dari suatu hal.


3.      Ibnu Rusyd

Abu Walid Muhammad bin Rusyd atau yang dikenal dengan nama ibnu rusyid adalah salah satu tokoh ilmuwan muslim yang cukup dikenal. Ia juga merupakan salah seorang filsuf yang dikenal dnegan aliran rasionalnya. Sebagai seorang filsuf dan pemikir, Ibnu Rusyid menjunjung tinggi akal dan peranananya dalam kehidupan. Ibnu rusyid juga berpendapat bahwa akal fikiran bekerja dengan didasari oleh pengertian umum atau maj’ani kulliyah dandidalamnya tercakup hal-hal yang bersifat partial atau disebut juz’iyah.
4.      Ibnu Sina

ibnu sina yang terkenal sebagai ilmuwan dalam bidnag kedokteran juga dikenal sebagai seorang sosok filsuf muslim. Ia berpendapat bahwa semua intelenji atau akal berasal dari Tuhan dan segala hal yang menyangkut dasar semua ilmu juga berasal dari Tuhan. Ibnu sina jugalah yang menyatakan bahwa esensi berada dalam akal dan  wujud  berada diluarakal. Ia juga banyak membahas mengenai    metafisika dan  filsafah tentang jiwa.
5.      Al-Ghazali

Muhammad bin Ahmad, Al-Imamul Jalil, Abu Hamid Ath Thusi Al-Ghazali atau yang lebih dikenal sebagai Al Ghazali adalah salah seorang filsuf ternama yang berasal dari daerah Thusi yang merupakan bagian dari Negara Persia. Al ghazali banyak menghasilkan karya dibidang filsafat dan ia pada mulanya berpendapat bahwa ilmu pengetahuan sebenarnya tidak bisa ditangkan dengan menggunakan panca indera manusia. Al ghazali lebih cenderung percaya terhadap akal daripada kelima panca indera. Dizamannya, ia pernah menjadi guru besar di Nidzamiyah, Baghdad selama empat tahun.beberapa kitab karangan Al ghazali yang terkenal antara lain  Ihya Ulum Ad-Din,  Tahafut al-Falasifah dan Al-Munqidz min adh-Dhalal
2.5.           Karakteristik Filsafat Kristen,Hindu dan Islam
Islam, katolik, dan, kristen memiliki sumber awal yang sama. Allah(islam), Allah           Bapa(katolik&kristen), Yahweh(yahudi), adalah tokoh (pribadi) Tuhan yang sama tapi disebut dengan kata atau bahasa yang berbeda. Keempat agama ini dikenal sebagai agama samawi (agama langit), merujuk pada kedudukan Tuhan yang dipahami sebagian besar penganutnya sebagai berkedudukan di atas atau di langit. 
            Budha, kejawen, konghucu dan hindu hampirsama dalam hal sumber pertama ajarannya. Buku suci dan sumber pertama ajarannya adalah karangan orang orang pertamanya atau tokoh sucinya. Jadi kalau agama samawi itu buatan tuhan, kalau agama budha kejawen konghucu dan hindu, bisa dibilang buatan atau hasil karya tangan manusia,(filsuf) 
             Kejawen muncul di jawa. Aliran ini merupakan perwujudan sikap resisten para tokoh hindu terhadap masuknya pengaruh Islam di jawa. mereka ini banyak sekali menggunakan istilah istilah islam tapi mencampurkannya dengan filosofi hindu. Ktp dari penganutnya kebanyakan islam meskipun ada beberapa yang kristen. Islam hanya diambil sebagian, bahkan dalam beberapa hal kristen juga diambil, tapi kemudian tafsiran dan pengajarannya mengacu kembali pada filosofi hindu yang sudah tertanam dalam pikiran mereka berpuluh tahun sebelumnya. Oleh para peneliti agama,… kejawen ini mirip atau memang bisa disebut sinkretisme (pencampuran agama) .
             Hindu juga demikian , bedanya hindu ini tidak lagi terlacak siapa orang pertama yang mengajarkannya. Hindu merupakan cara berpikir orang kuno yang memang berumur hampir setua umur manusia di dunia. Jika sekelompok manusia dibiarkan hidup di hutan bersama dengan alam jin setan yang sngat kental, kemudian sekelompok orang itu dibiarkan berkembang pemikiran mereka tanpa diberikan informasi apapun tentang tuhan dan agama, maka mereka akan memunculkan pemikiran pemikiran yang mirip dalam filosofi hindu. Contoh: ketika di sebuah pohon besar muncul jin besar dan menakut nakuti penduduk sambil mengaku bahwa dia adalah penguasa desa itu maka penduduk takut dan memberikan sesaji pada pohon tersebut untuk keselamatan desanya. 
             Apakah mirip animisme dan dinamisme? Jawabnya Ya…. Persis seperti itu tapi beberapa tokoh awalnya membukukan semua itu dan dibungkus dengan cerita novel filosofis seperti mahabarata dan ramayana. Jin jin yang begitu banyak jumlah dan macamnya membuat identifikasi yang dilakukan oleh para tokoh agama ini menformulasikannya menjadi dewa dewa yang jumlahnya tidak terbatas. Agama hindu dengan agama Pagan Mesir juga pagan Yunani memiliki anatomi yang sama persis. Nanti akan kita temukan kasus dimana dalam agama agama pagan dan hindu ada pengkeramatan sapi sebagai dewa atau sembahan. 








BAB III
PENUTUP
3.1.           Kesimpulan
Maka dapat kami simpulkan bahwa filsafat Skolastik adalah filsafat yang mendominasikan kepada ilmu pengetahuan, berfikir dan yang dipengaruhi oleh ajaran ajaran yang mempengaruhi persoalan persoalan berpikir seseorang .Filsafat Skolastik muncul pada abad ke-8 Masehi setelah pemikiran filsafat patristik mulai merosot pada abad ke-5 hingga ke-7.Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya filsafat Skolastik adalah faktor religius dan faktor ilmu pengetahuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masyarakat

Ushul Fiqih