masa perkembangan remaja
MASA
PERKEMBANGAN REMAJA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Pengembangan
Dosen Pembimbing : Drs.H.Satuyar
Mufid,M.A.
Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PAI
Semester / Kelas : 2 / A

Disusun
Oleh :
M.Lazim Khoironi
Fathur Rohman
M.Ramadhan
Fahmi Ikrom
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
SYARIFUDDIN
WONOREJO – LUMAJANG
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya,
makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kami haturkan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membimbinng kita menuju cahaya kebenaran yakni agama
islam.
Adapun
pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat dalam diskusi
kelompok pada mata kuliah Psikologi Pengembangan di Institut Agama Islam
Syarifuddin ( IAIS ) Wonorejo Lumajang. Dan atas dasar itulah maka kami
mengharapkan semoga makalah ini bisa digunakan sebagai bahan diskusi kelompok
sebagaimana mestinya.
Mudah – mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi amal yang
sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar. Atas perhatian dan
kerjasamanya yang baik kami ucapkan terima kasih.
Lumajang, 27 September 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
JUDUL
HALAMAN ........................................................................... i
KATA
PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR
ISI ........................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masa Remaja...................................................... 2
2.2 Aspek-Aspek Perkembangan Remaja................................. 2
2.3 Perubahan Selama Masa Remaja........................................ 2
2.4 Minat
Remaja......................................................................... 3
2.5 Bahaya-Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja............. 3
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
........................................................................... 6
3.2 Kritik
dan Saran .................................................................. 6
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan segmen kehidupan
yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi
yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.Masa remaja
adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa.
Masa remaja juga sebagai usia bermasalah. Akhirnya para remaja mengalami
kesualitan dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Kesulitan-keuslitan yang
dihadapi remaja menurut Rumke bersumber dari 3 masalah, yaitu :
1.
Masalah individuasi : kesulitan daalam mewujudkan dirinya sebagai seorang
yang dewasa.
2. Masalah Regulasi :
ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dibidang fisik dan
seksualnya.
3.
Masalah Integrasi : kesulitan menyesuaikan sikap dan perilakunya
dilingkungannya / mencari identitas dirinya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian Masa Remaja?
2. Aspek-aspek apa saja
yang mempengaruhi perkembangan remaja?
3. Perubahan apa saja
yang terjadi pada masa perkembangan remaja?
4. Apa minat remaja?
5. Bahaya apa yang tengah
mengitari kehidupan masa remaja?
1.3 TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
1.
Untuk mengetahui pengertian masa remaja.
2. Untuk mengetahui
aspek-aspek perkembangan remaja.
3. Untuk mengetahui
perubahan apa saja yang di alami oleh objek ketika masa remaja.
4. Untuk mengetahui minat
remaja.
5. Untuk mengetahui
bahaya-bahaya apa saja yang tengah mengitari kehidupan remaja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN MASA REMAJA
Remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari
awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada
pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun
s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”.
Kata itu menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna
tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua.
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya,
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin
sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1. Usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2. Usia dimana anak tidak
merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada
tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3. Integrasi dalam
masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
4. Kurang lebih
berhubungan dengan masa puber.
5. Transformasi
intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai
integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Salah satu pakar psikologi perkembangan
Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat
anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa
secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa
remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara
seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir
meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang
dinyatakan dewasa secara hukum.
2.2 ASPEK-ASPEK
PERKEMBANGAN REMAJA
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik
maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa,
moral dan agama.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan
fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan
seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks
sekunder.
1. Hormon – Hormon
Seksual
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
a) Ciri-Ciri Seks
Primer
Pada masa remaja
primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun
pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran
matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang, pembuluh mani
dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut
memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada
remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim
vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama
kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering
disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta
merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
b) Ciri-Ciri Seks
Sekunder
Pada remaja ditandai
dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi
prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan
pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan
dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah besarnya pinggul.
2) Pubertas.
a) Perubahan eksternal
Perempuan
|
Laki-laki
|
|
Tinggi
|
Usia 17 dan 18 tahun
mencapai tinggi yang matang.
|
Rata-rata anak laki-laki
setahun sesudahnya.
|
Berat
|
Peruahan berat badan
mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi
|
|
proporsi
tubuh
|
Berbagai anggota
tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
|
b) Perubahan internal
§ Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
§ Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
§ Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
§ Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
2.
PERKEMBANGAN PSIKIS
1) Aspek Intektual
Perkembangan
intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja
tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja
dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir
yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis
dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
2) Aspek Sosial
Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian
menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja
berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik
menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini
berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman
sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga
beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman
sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja
diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial
remaja, diantaranya :
a. Di Lingkungan Keluarga
§ Menjalin hubungan yang
baik dengan orang tua dan saudaranya
§ Menerima otoritas
orang tua (menaati peraturan orang tua)
§ Menerima tanggung
jawab dan batasan (norma) keluarga
§ Berusaha membantu
anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
b. Di Lingkungan Sekolah
§ Bersikap respek dan
mentaati peraturan
§ Berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan sekolah
§ Menjalin persahabatan
dengan teman sebaya
§ Hormat kepada guru,
pemimpin sekolah atau staf lain
§ Berprestasi di sekolah
c. Di Lingkungan Masyarakat
§ Respek terhadap
hak-hak orang lain
§ Menjalin dan
memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
§ Bersikap simpati dan
menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
§ Respek terhadap hukum,
tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
3) Aspek Emosi
(Afektif)
Perkembangan aspek
emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja
tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih
berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab
bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa
remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing
dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah
memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial
merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses pencapaiannya
sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut
kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik,
seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain,
hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah
tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi
secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih
sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung
mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja
bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang
mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang
menyendiri, meminum miras dan narkoba).
4) Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa
adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat
komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa
remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk
pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja
akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur
yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa
oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan
menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti
ilmuwan.
5) Aspek Moral
Perkembangan moral
pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional
stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan
lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan
sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai
moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral
remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan
orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus
konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak
otoriter atau memaksakan kehendak.
6) Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah
semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan
keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan
2.3
PERUBAHAN SELAMA MASA REMAJA
Ciri utama pada masa remaja ditandai
dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.
2.4 MINAT REMAJA
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi,
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi,
2.5 Bahaya- Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja
1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.
1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Masa remaja adalah
suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa.
2. Semua individu
khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang
meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
3. Terjadinya peningkatan
perhatian remaja terhadap kehidupan sexual ini sangat dipengaruhi oleh faktor
perubahan-perubahan fisik selama pubertas. Terutama kematangan organ-organ
seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya
dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.
4. Ada beberapa bentuk
berprilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, diantaranya pesta malam yang
menimbulkan sisi negative remaja, minum- minuman keras dan obat-obat terlarang.
3.2 Saran
Dalam perkembangan remaja merupakan
salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu
butuh arahan serta didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan
baik dalam fisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mengaplikasikan
perubahan-perubahan itu dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2005. Psikologi
Remaja.Bandung : Bumi Aksara.
Daulay, Agus Salim 2010. Diktat
Psikologi Perkembangan. Padangsidimpuan: STAIN Padangsidimpaun.
Mappiare. 1984. Psikologi Orang
Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Komentar
Posting Komentar